Mohammad Hamim

Selamat Datang Di prahasia.blogspot.com
Memetik duri Mawar tanpa Goresan Luka




Anda dapat menghubungi Pemuja Rahasia Di 082124245483

Rabu, 03 November 2010

Jam Dinding Yang Cerdik

              
                Di Taman yang indah penuh bunga terdapat sebuah bangunan kecil yang selalu menentukan arah waktu dengan cahaya matahari. Di sisi taman indah itu terdapat  sebuah bangunan yang sangat kokoh dan tinggi yang di mana pada atap bangunan kokoh itu di bangun jam dinding terlihat sangat besar dan indah dari pandangan orang  yang melihatnya ketika ingin melihat tepatnya waktu. Pada suatu waktu di kesunyian hari, jam dinding besar yang sangat kokoh itu mengatakan pada bangunan jam matahari  kecil yang ada di tengah taman “ aku tak rela melihatmu terdiam tanpa suatu pekerjaan hanya karna kamu bersandar kepada yang lain, maka itulah kamu selalu terdiam tak menentukan adanya waktu kecuali jika matahari itu datang. Dan aku, aku selalu bekerja siang dan malam. Pagi dan sore bersandar pada diriku sendiri, menentukan waktu manusia pada pekerjaan, istirahat,
makan, ibadah dan tidurnya. Dengarlah denting suara ku : satu, dua, tiga, empat, tapi kamu tak ada manusia yang datang untuk melihatmu “.
                Di tengah pembicaraan, sinar matahari mulai membiaskan cahaya di balik awan hitam yang di iringi rintik hujan, ketika saat itu jam dinding yang kokoh  terlihat telat  setengah jam waktu. Lantaran kesalahnyaan  jam matahari kecil itu tersenyum menyindir karena ketidak tepatannya, “ Sekarang apakah kamu sadar bahwa kamu bekerja dan salah ? menentukan waktu manusia tidak tepat pada waktunya ? dan kamu memang  tak pantas untuk di jadikan tempat bersandar yang benar, siapa saja yang telah melihatmu akan selalu ada dalam kesalahan, maka kamu tidak memberikan suatu apapun ke pada mereka kecuali hanya ke salahan yang ada pada diri mu”, cerca jam matahari itu kepada jam dinding. Jam dinding mengatakan dengan tegasnya “bukanlah suatu yang tercela jika  seseorang  melakukan pekerjaan dan salah, tetapi cela itu adalah bersandar kepada orang lain dalam pekerjaannya”.

                Dari cerita di atas, menggambarkan bayak pekerjaan yang dilandasi oleh kemampuan orang lain tanpa kita tahu siapa, apa, bagaiman dan harus seperti apa diri kita  apa lagi untuk meninggkatkan kemampuan pribadi, layaknya seorang pelajar yang tak ingin belajar jika tidak di ajarkan. Sobat kemampuan kita adalah segalanya untuk masa depan kita, kita akan mampu untuk mencapai segala apa yang kita impikan.  di mana kemauan, di situ pasti ada jalan. Ingatlah selalu bahwa hari-hari yang telah berlalu tidak akan pernah kembali lagi namu jangan pernah berhenti walaupun banyak kesalahan yang terkadang menjadi penghambat ke hidupan. Kesalahan itu bukanlah sebuah pekerjaan yang cela selagi kita mampu untuk memperbaikinya di masa yang akan dating. Adanya kesalahan karena adanya perbuatan, jika tidak ada kesalahan dalam hidup ini, berarti tak ada satu pun yang kita lakukan dalam hidup ini.

                Ada kalanya manusia berbeda dalam segi pandangnya, dan sudah barang tentu juga akan sangat berbeda dalam memaknainya. Jadikanlah cercaan orang lain sebagai guru yang selalu meyakinkan dan memberi tahu kekurangan-kekurangan  kita untuk selalu dapat melakukan bukan suatu penghalang  yang harus menghentikan. Dalam setiap pekerjaan, akan selalu ada perkataan yang mencerminkan ketidak mampuan seseorang terhadap kita. ketahuilah bahwa perkataan itu cermin dari kepribadian yang tak mampu untuk dapat melakukan. Teruslah bekerja dan berusaha karna yang indah bukanlah suatu hasil, melainkan suatu usaha untuk dapat berhasil.

Tidak ada komentar: